..."Cuba terangkan kepadaku tentang sejumlah pemuda
yang pada zaman dahulunya sudah mati selama 309 tahun,... kemudian dihidupkan
kembali oleh Allah.... Bagaimana hikayat tentang mereka itu ? " Tanya pendeta
tadi....
Ali bin Abi Talib menjawab "Hai pendeta Yahudi,... mereka itu ialah
para penghuni gua.... Hikayat tentang mereka itu sudah dikisahkan oleh
Allah SWT kepada RasulNya. Jika engkau mahu, akan kubacakan kisah mereka
itu...."
Pendeta Yahudi itu menyahut: "Aku
sudah banyak mendengar tentang Quran kamu itu! Jika engkau memang
benar-benar tahu, cuba sebutkan nama-nama mereka, nama ayah-ayah mereka,
nama kota mereka, nama raja mereka, nama anjing mereka, nama gunung
serta gua mereka, dan semua kisah mereka dari awal sampai akhir!"
Ali
bin Abi Talib kemudian membetulkan duduknya, merapatkan lututnya ke depan
perut,...dan menumpukan perhatiannya ke satu sudut,... Lalu
ia pun memulakan cerita "Hai saudara Yahudi, Muhammad Rasul Allah SAW kekasihku
telah menceritakan kepadaku, bahawa kisah itu terjadi di negeri Romawi,
di sebuah kota bernama Aphesus, atau disebut juga dengan nama Tharsus....
Tetapi nama kota itu pada zaman dahulu ialah Aphesus (Ephese).....setelah Islam datang, kota itu berubah nama menjadi Tharsus (sekarang terletak di dalam wilayah Turki).... Penduduk negeri itu dahulunya
mempunyai seorang raja yang baik. Setelah raja itu meninggal dunia,
berita kematiannya didengar oleh seorang raja Persia bernama Diqyanius....
Ia seorang raja kafir yang amat sombong dan zalim.... Ia datang menyerbu
negeri itu , dan akhirnya berhasil menguasai
kota Aphesus... Kota itu dijadikan ibukota kerajaannya, lalu
dibangunlah sebuah Istana."
Ceritanya baru
sampai di situ, pendeta Yahudi yang bertanya itu lalu berdiri, dan terus
bertanya lagi "Jika engkau benar-benar tahu, cuba terangkan kepadaku bentuk
Istana itu, bagaimana serambi dan ruangan-ruangannya !"
Saidina Ali bin
Abi Talib kemudian menerangkan "Hai saudara Yahudi, raja itu membangun istana
yang sangat megah, terbuat dari batu marmar. Panjangnya satu farsakh, dan lebarnya pun satu farsakh..... Tiang-tiangnya berjumlah
seribu batang, semuanya di perbuat dari emas, dan lampu-lampu juga berjumlah
seribu buah,... juga semuanya di perbuat dari emas.... Lampu-lampu itu digantung pada rantai-rantai yang terbuat dari perak.... Tiap-tiap malam
apinya dinyalakan dengan sejenis minyak yang harum baunya.... Di sebelah
timur serambi dibuat lubang-lubang cahaya sebanyak seratus buah,
demikian pula di sebelah baratnya. Sehingga matahari sejak mulai terbit
sampai terbenam selalu dapat menerangi serambi.... Raja itu pun mempunyai
sebuah singgahsana dari emas... Panjangnya 80 hasta dan lebarnya 40 hasta.
Di sebelah kanannya tersedia 80 buah kerusi, semuanya terbuat dari emas.
Di situlah para hulubalang kerajaannya duduk. Di sebelah kirinya juga
disediakan 80 buah kerusi dari emas, untuk duduk para menteri dan
penguasa-penguasa tinggi raja.... Raja duduk di atas singgahsana dengan
mengenakan mahkota di atas kepala."
Sampai
di situ,.. pendeta yang yang berdiri itu pun bertanya lagi "Jika engkau benar-benar tahu, cuba terangkan kepadaku dari apakah mahkota itu dibuat ?"
"Hai saudara Yahudi," kata Imam Ali menerangkan lagi, "Mahkota raja
itu terbuat dari kepingan-kepingan emas, berkaki 9 buah, dan tiap
kakinya bertaburan mutiara yang memantulkan cahaya laksana
bintang-bintang menerangi kegelapan malam... Raja itu juga mempunyai 50
orang pelayan, terdiri dari anak-anak para hulubalang.... Semuanya memakai
selempang dan baju sutera berwarna merah.... Seluar mereka juga terbuat
dari sutera berwarna hijau.... Semuanya dihias dengan gelang-gelang kaki
yang sangat indah.... Masing-masing diberi tongkat dari emas....
Mereka harus berdiri di belakang raja.... Selain mereka, raja juga
mengangkat 6 orang, terdiri dari anak-anak para cendekiawan, untuk
dijadikan menteri-menteri atau pembantu-pembantunya.... Raja tidak
mengambil suatu keputusan apa pun tanpa berunding lebih dulu dengan
mereka. Enam orang pembantu itu selalu berada di sisi raja, tiga
orang berdiri di sebelah kanan dan yang tiga orang lainnya berdiri di
sebelah kiri."
.
Pendita itu bertanya lagi "Hai Ali, jika apa yang kau
katakan itu benar, cuba sebutkan nama enam orang yang menjadi
pembantu-pembantu raja itu!"...
Imam Ali r.a. menjawab: "Kekasihku Muhammad
Rasul Allah SAW menceritakan kepadaku, bahawa tiga orang yang berdiri
di sebelah kanan raja, masing-masing bernama Tamlikha, Miksalmina, dan Mikhaslimina. Adapun tiga orang pembantu yang berdiri di sebelah kiri, masing-masing bernama Martelius, Casitius dan Sidemius. Raja selalu berunding dengan mereka mengenai segala urusan.
Demikianlah
raja itu berada di atas singgahsana kekuasaan selama tiga puluh tahun....
Selama itu juga ia tidak pernah diserang penyakit,... tidak pernah
merasa pening kepala, sakit perut, demam, batuk dan sebagainya.... Sehingga sang raja merasa dirinya sedemikian kuat dan sihat, ia
mulai bongkak, durhaka dan zalim.... Ia mula mengaku dirinya sebagai "tuhan" dan
tidak mahu lagi mengakui adanya Allah SWT.
Raja
itu kemudian memanggil orang-orang terkemuka dari rakyatnya. Barang
siapa yang taat dan patuh kepadanya, diberi pakaian dan berbagai macam
hadiah lainnya.... Tetapi barang siapa yang tidak mahu taat atau tidak
bersedia mengikuti kemahuannya, mereka akan segera dibunuh..... Oleh sebab itu
semua orang terpaksa menurut segala kemahuannya. Dalam masa yang cukup lama,
semua orang patuh kepada raja itu, sampai ia disembah dan dipuja.
Mereka tidak lagi memuja dan menyembah Allah SWT.
Pada
suatu hari perayaan ulang tahunnya, sedang raja duduk di atas
singgahsananya,.... tiba-tiba masuklah
seorang hulubalang memberi tahu, bahawa ada balatentara asing sedang menyusup masuk
untuk menyerbu ke dalam wilayah kerajaannya, dengan maksud hendak melancarkan
peperangan terhadap raja.....mendengar berita itu raja menjadi cemas dan gelisah,....hingga
tanpa disedari, mahkota yang sedang dipakainya jatuh dari kepala...
Tamlikha yang berada di kanan raja ketika itu memperhatikan keadaan sang raja dengan penuh tandatanya.... Ia berfikir, lalu berkata di dalam hatinya "Kalau
Diqyanius itu benar-benar tuhan sebagaimana menurut pengakuannya,... tentu
dia tidak akan sedih, tidak cemas, tidak bimbang dan gentar..... kerana itu semua bukanlah sifat-sifat Tuhan."
Enam
orang pembantu raja itu tiap hari selalu mengadakan pertemuan di tempat
salah seorang dari mereka secara bergilir-gilir.... Pada satu hari tibalah
giliran Tamlikha menerima kunjungan lima orang temannya... Mereka
berkumpul di rumah Tamlikha untuk makan dan minum, tetapi Tamlikha
sendiri tidak ikut makan dan minum.... Teman-temannya bertanya "Hai
Tamlikha, kenapa engkau tidak mahu makan dan tidak mahu minum bersama ?"
"Teman-teman,"...
sahut Tamlikha, "hatiku sedang dirisaukan oleh sesuatu yang membuatku
tidak ingin makan dan tidak ingin minum, juga tidak ingin tidur..."
Teman-temannya bertanya "Apakah yang merisaukan hatimu, Tamlikha ?"
"Sudah lama aku memikirkan soal langit...," ujar Tamlikha menjelaskan " Aku
lalu bertanya pada diriku sendiri ...Siapakah yang mengangkatnya ke atas
sebagai atap yang sentiasa aman dan terpelihara, tanpa gantungan dari
atas dan tanpa tiang yang memegangnya dari bawah ?... Siapakah yang
menjalankan matahari dan bulan di langit itu ?... Siapakah yang menghias
langit itu dengan bintang-bintang yang bertaburan ? ... Kemudian aku fikirkan juga
bumi ini... Siapakah yang membentang dan menghamparkannya di cakrawala ?....
Siapakah yang menahannya dengan gunung-gunung raksasa agar tidak goyah,
tidak goncang dan tidak senget ? .... Aku juga lama sekali memikirkan tentang diriku ini .... Siapakah yang mengeluarkan aku sebagai bayi dari perut ibuku ?....
Siapakah yang memelihara hidupku dan memberi makan kepadaku ?.... Semuanya
itu pasti ada yang membuat, dan sudah tentu bukan Diqyanius…"
Teman-teman
Tamlikha lalu bertekuk lutut di hadapannya.... Dua kaki Tamlikha dicium
sambil berkata " Hai Tamlikha, dalam hati kami sekarang terasa sesuatu
seperti yang ada di dalam hatimu.... Oleh kerana itu, baiklah engkau
tunjukkan jalan keluar bagi kita semua !"
"Saudara-saudara," jawab
Tamlikha, ...."Kita harus lari
meninggalkan raja yang zalim itu,... dan pergi kepada Raja pencipta langit dan
bumi! " "Kami setuju dengan pendapatmu," sahut teman-temannya.
Berbekalkan wang sebanyak 3 dirham.... Lalu berangkat mereka berenam.... Setelah berjalan 3 batu jauhnya dari kota,
Tamlikha berkata kepada teman-temannya "Saudara-saudara, kita sekarang
sudah terlepas dari raja dunia dan dari kekuasaannya... Mudah-mudahan Allah
akan memudahkan urusan kita serta memberikan jalan keluar."
Mereka meneruskan perjalanan
sehingga bertemu dengan seorang pengembala... mereka bertanyakan kepada pengembala "Hai penggembala, apakah engkau
mempunyai air minum atau susu ? "... "Aku mempunyai semua yang kalian
inginkan," sahut penggembala itu.... "Tetapi aku lihat wajah kamu semuanya
seperti kaum bangsawan.... Aku rasa kamu seperti sedang melarikan diri....
Cuba beritahukan kepadaku bagaimana cerita perjalanan kamu ini !"
jawab mereka. "Kami sudah memeluk suatu agama,
kami tidak boleh berdusta... Apakah kami akan selamat jika kami menceritakan
yang sebenarnya ?" "Ya," jawab penggembala itu.... Tamlikha dan
teman-temannya lalu menceritakan semua yang terjadi pada diri mereka...
Mendengar cerita mereka, penggembala itu segera berlutut di depan
mereka, dan berkata "Dalam hatiku
sekarang terasa sesuatu seperti yang ada dalam hati kalian.... Kalian
berhenti sajalah dahulu di sini ....Aku hendak mengembalikan
kambing-kambing itu kepada pemiliknya.... Nanti aku akan segera kembali kepada kamu..." Tamlikha bersama teman-temannya berhenti.
Penggembala itu segera pergi untuk mengembalikan kambing-kambing
gembalaannya.... Tak lama kemudian ia datang lagi berjalan kaki, diikuti
oleh seekor anjing miliknya."
Waktu
cerita Imam Ali sampai di situ, kelihatan wajah pendita Yahudi yang bertanya itu seolah-olah sedang bersungguh untuk mengetahui dengan lebih lanjut tentang cerita tersebut.... lalu dia bertanya lagi,.. "Hai Ali, jika engkau benar-benar tahu,
cuba sebutkan apakah warna anjing itu dan siapakah namanya?".... "Hai
saudara Yahudi," kata Ali bin Abi Talib, "Kekasihku Muhammad Rasul Allah
SAW. menceritakan kepadaku, bahawa anjing itu berwarna kehitam-hitaman
dan bernama Qitmir....
Mereka lalu pergi meneruskan perjalanan sehingga bertemu dengan sebuah bukit... mereka naik ke atas
bukit itu ....dan berjumpa dengan sebuah gua...
Pendeta
Yahudi itu bertanya Imam Ali lagi... "Apakah nama gunung itu dan apakah nama gua itu?!" Imam
Ali menjelaskan: "Gunung itu bernama Naglus dan nama gua itu ialah Washid, atau di sebut juga dengan nama Kheram !"
Ali
bin Abi Talib meneruskan ceritanya " mereka masuk berlindung di dalam gua. Sedang anjing
yang sejak tadi mengikuti mereka, berjaga-jaga sambil menjulurkan dua
kaki depan untuk menghalang-halangi pintu gua.... Kemudian Allah SWT
memerintahkan Malaikat Maut supaya mencabut nyawa mereka.... dan Allah SWT mewakilkan dua Malaikat untuk
membalik-balik tubuh mereka dari kanan ke kiri.... Allah lalu memerintahkan
matahari supaya pada saat terbit condong memancarkan sinarnya ke dalam
gua dari arah kanan, dan pada saat hampir terbenam supaya sinarnya mulai
meninggalkan mereka dari arah kiri..."
Suatu
ketika waktu raja Diqyanius baru saja selesai berpesta... ia bertanya
tentang enam orang pembantunya.... Ia mendapat jawapan bahawa mereka itu
semua telah melarikan diri.... Raja Diqyanius sangat marah... dan memerintahkan 80,000 pasukan
berkuda untuk berangkat menyelusuri jejak enam orang pembantu
yang melarikan diri.... mereka bertemu dengan anak bukit bukit itu, kemudian mendekati gua..... Ia
melihat enam orang pembantunya yang melarikan diri itu sedang tidur
berbaring di dalam gua.
Kepada
para pengikutnya raja berkata "Kalau aku hendak menghukum mereka, tidak
akan kujatuhkan hukuman yang lebih berat dari perbuatan mereka yang
telah menyiksa diri mereka sendiri di dalam gua itu.... Panggillah
tukang-tukang batu supaya mereka segera datang ke mari! " ....Setelah
tukang-tukang batu itu tiba, mereka diperintahkan menutup rapat pintu
gua dengan batu-batu dan dan simen... Selesai dikerjakan,
raja berkata kepada para pengikutnya.. "Katakanlah kepada mereka yang
ada di dalam gua, kalau benar-benar mereka itu tidak berdusta supaya
minta tolong kepada Tuhan mereka yang ada di langit, agar mereka
dikeluarkan dari tempat itu." Dalam gua tertutup rapat itu, mereka
tinggal selama 309 tahun...
Kemudian Allah SWT mengembalikan semula nyawa
mereka,... mereka merasa
seakan-akan baru bangun dari tidur... Yang seorang
berkata kepada yang lainnya "Malam tadi kita lupa beribadah kepada
Allah, mari kita pergi ke mata air !"
Setelah
mereka berada di luar gua, mereka lihat mata air itu sudah
mengering dan pohon buah yang ada pun sudah menjadi kering juga.... Allah SWT membuat mereka mulai merasa lapar... lalu mereka saling
bertanya "Siapakah di antara kita ini yang sanggup dan bersedia
berangkat ke kota membawa wang untuk mendapatkan makanan ?
Tamlikha
kemudian berkata "Hai saudara-saudara, biarlah aku sahaja yang pergi
untuk mendapatkan makanan.... Hai penggembala, berikanlah bajumu
kepadaku dan ambillah bajuku ini! " Setelah Tamlikha memakai baju
penggembala, ia berangkat menuju ke kota. Sepanjang jalan ia melewati
tempat-tempat yang sama sekali belum pernah dikenalinya, ....melalui
jalan-jalan yang belum pernah diketahui... Setibanya dekat pintu gerbang
kota, ia melihat bendera hijau berkibar dan bertuliskan "Tiada Tuhan selain Allah ..."
Tamlikha
berhenti sejenak memandang bendera itu sambil mengusap-usap mata, lalu
berkata seorang diri " adakah aku ini masih tidur !" Setelah agak lama
memandang dan mengamat-amati bendera, ia meneruskan perjalanan memasuki
kota. Dilihatnya banyak orang sedang membaca Injil... Ia berjalan dengan
orang-orang yang belum pernah dikenalinya.... Setibanya di sebuah pasar ia
bertanya kepada seorang penjaja roti " Hai tukang roti, apakah nama kota
kalian ini ?"... "Aphesus," sahut penjual roti itu.... " Siapakah nama raja dibandar ini ?" tanya Tamlikha lagi.... "Abdurrahman," jawab penjual roti...
"Ambillah wang ini dan berilah makanan kepadaku!"... Melihat wang
itu, penjual roti itu kehairanan.... Kerana wang yang dibawa Tamlikha itu wang
zaman lampau, yang ukurannya lebih besar dan lebih berat...
........bersambung