Thursday, October 10, 2013

Syuraih bin Al-Harith Al-Kindi

Suatu hari Syuraih bin Al-Harith Al-Kindi didatangi oleh Amirul Mukminin  Umar Al-Khattab bersama seorang penjual kuda. Kedua-duanya bermaksud mengadukan permasalahan yang sedang mereka hadapi, dan meminta Qadhi (hakim) Syuraih bin Al-Harith untuk mengadilinya.
 
Syuraih mempersilahkan si penjual kuda untuk menjelaskan maksud kedatangannya... Lalu ia menjelaskan bahwa suatu hari Khalifah Umar membeli seekor kuda darinya.... namun selang beberapa hari Umar mengembalikan kuda tersebut dan menuntut ganti rugi... Setelah mendengar penjelasan si penjual kuda, Syuraih kemudian mempersilakan Khalifah Umar untuk memberikan penjelasan.... Umar yang mengangkat Syuraih menjadi hakim ini pun menjelaskan bahwa dia mengembalikan kuda tersebut  dan menuntut ganti, kerana kuda itu berpenyakit dan cacat.

Syuraih kembali mempersilahkan si penjual kuda untuk memberikan jawapan.
“Saya tidak menerima alasan Khalifah Umar, kerana saya menjualnya dalam keadaan sihat  dan tidak cacat,” kata penjual kuda menyanggah.
Syuraih kemudian bertanya kepada Umar, “Apakah benar ketika Anda membeli kuda itu keadaannya sihat dan tidak cacat?”
Umar menjawab singkat , “Benar.”

Syuraih pun segera memberikan keputusan terhadap perkara tersebut. Ia menyatakan bahwa Umar tidak berhak meminta ganti kepada si penjual kuda kerana ketika bertransaksi jual beli, kuda itu dalam keadaan sihat dan tidak cacat.... Beliau kemudian berkata kepada Umar, “Peliharalah apa yang Anda beli.... Atau jika ingin mengembalikannya, kembalikanlah seperti ketika Anda menerimanya.”

Mendengar keputusan Syuraih, Umar bertanya, “Benarkah keputusan Anda?”
Syuraih mengangguk dengan penuh yakin....Umar memandang Syuraih dengan kagum lantas berkata, “Beginilah seharusnya keputusan itu, penjelasan yang baik dan  keputusan yang adil.... Pergilah kamu ke Kufah, kerana aku telah mengangkatmu sebagai hakim di sana... mulai sekarang”...

Pada zaman kekalifahan Ali bin Abu Talib,... Syuraih yang masih menjadi hakim pada ketika itu pernah juga didatangi oleh khalifah keempat itu bersama seorang Yahudi.... Ali mengadu kepada Syuraih bahwa baju perangnya dicuri oleh si Yahudi. “Aku menemukan baju besiku dibawa oleh orang ini, tanpa melalui urusan jual beli ataupun hibah..” terang Ali.

Mendengar pengaduan Ali, Syuraih kemudian mempersilahkan si Yahudi menyampaikan pembelaan. “Ini baju perangku, sebab sekarang ia berada di tanganku,” si Yahudi menyanggah tuduhan Ali.
Syuraih kemudian bertanya kepada kepada Ali, “...bagaimana Anda yakin jika ini baju perang Anda?”
Kemudian Ali menjawab, “Kerana orang yang  memiliki baju perang seperti ini hanya aku.”
Syuraih kemudian berkata “Aku  tidak meragukan bahwa Anda adalah orang yang jujur wahai Amirul Mukminin, dan aku yakin baju besi ini milik Anda, tetapi Anda harus mendatangkan dua orang saksi untuk menguatkan pengakuan Anda ini.”

Maka Ali mengajukan dua orang saksi, yakni pembantunya, Qanbar, dan anak kesayangannya Hasan.... Tetapi Syuriah tidak mahu menerima kesaksian Hasan dengan alasan dalam Islam kesaksian anak terhadap ayahnya tidak dapat diterima.... Mendengar  keputusan Syuriah itu Ali bertanya, “Apakah Anda tidak menerima kesaksian seorang calon penghuni syurga ?... Apakah Anda tidak mendengar Rasullulah bersabda bahwa Hasan dan Husain adalah dua ahli syurga?”

“Aku tidak menerima kesaksian seorang anak terhadap ayahnya,” jawab Syuraih tegas sambil membacakan surah Al-Maidah ayat 8 :

" Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu semua sentiasa menjadi orang-orang yang menegakkan keadilan kerana Allah, lagi menerangkan kebenaran; dan jangan sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum itu mendorong kamu kepada tidak melakukan keadilan. Hendaklah kamu berlaku adil (kepada sesiapa jua) kerana sikap adil itu lebih hampir kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan apa yang kamu lakukan... "

Mendengar penjelasan Syuraih, Ali pun menerima keputusan itu dengan lapang dada....karena menurutnya, apa yang diputuskan Syuraih adalah sesuai dengan ketentuan Allah  dan Rasul-Nya.... Dia merasa bangga karena hakim yang dipilihnya dapat berlaku adil, termasuk kepada dirinya yang sedang memangku amanah sebagai Khalifah..

Ali kemudian menyerahkan baju perang itu kepada si Yahudi dan berkata, “Ambilah baju perang ini, karena aku tidak mempunyai saksi selain keduanya.”

Menyaksikan keadilan Syuraih dan kredibiliti Ali, yahudi itu berasa kagum dan berkata, “Baju perang ini memang milik Anda, aku memungutnya ketika ia terjatuh di perang Siffin... Hari ini aku menyaksikan seorang hakim yang sangat adil dan teguh menegakkan ajaran Allah kerana aku... Sungguh aku telah melihat kebenaran Islam... Maka saat ini juga aku menyatakan diri masuk Islam.”

Syuraih kemudian membimbingnya mengucapkan dua kalimah syahadah.... Rasa gembira atas keislaman si Yahudi,... Ali menghadiahkan baju perang yang baru saja diperselisihkannya itu dan ditambah seekor kuda.



Tuesday, June 25, 2013

Kelebihan Surah Al-Mulk

Setiap orang akan mengalami yang dinamakan mati, yaitu perpisahan roh dari tubuh, dia akan berada di alam Barzakh atau alam kubur. Dan alam kubur ini adalah salah satu fasa yang harus dialami oleh setiap roh manusia.

Setelah jenazah selesai dikebumi (tanam), hanya ada 2 kemungkinan yang akan terjadi, samada dia akan mendapat nikmat kubur atau seksa kubur.
 
Sayid Sabiq dalam kitabnya Al-Aqaidul Islami, menyatakan bahawa, alam kubur itu adalah lebih luas daripada alam dunia. Perbandingan antara alam kubur dengan alam dunia adalah sebagaimana perpandingan antara alam dunia sekarang dengan alam Rahim (kandungan ibu).

Selama seseorang itu berada di alam kubur, maka dia akan merasakan berbagai macam peristiwa di dalamnya... Mulai dari pertanyaan Malaikat Nunkar dan Nakir sehingga-lah pada seksa atau kenikmatan kubur.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya' Ulumuddin menyatakan bahwa kubur dapat berkata kepada mayat....Kubur itu berkata kepada mayat ketika mayat itu dimasukkan ke dalamnya. " Kasihan engkau wahai anak Adam! Apakah yang memperdayakan engkau dengan aku..? Apakah engkau tidak tahu bahwa aku ini rumah fitnah, rumah gelap, rumah terpencil dan rumah ulat...? Apakah yang memperdayakan engkau dengan aku..? "

Dari Abdullah bin Ubaid bin Umar R.A bahwasanya Rasulullah SAW bersabda bahwasanya mayat itu duduk dan mendengar langkah pengunjungnya. Maka tiada sesuatu yang berkata kepada mayat selain kuburnya yang berbicara,
"Kasihan engkau wahai anak Adam! Bukankah engkau telah diperingatkan tentang aku, sempitku, huru-haraku dan ulatku? Maka apakah yang kamu persiapkan untuk ku? "

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW menyebut, salah satu perkara yang  menyelamatkan seseorang dari seksa kubur adalah Surah Al-Mulk.... Orang yang semasa hidupnya selalu membaca Surah Al-Mulk akan selamat dari seksa kubur.

Pernah satu ketika sahabat Rasulullah SAW mendirikan khemahnya di atas kuburan pada waktu malam, akan tetapi sahabat tersebut tidak menyedari bahwa ia berda di atas tanah kuburan... ketika sedang berehat-rehat, Sahabat itu tiba-tiba mendengar dari kuburan itu suara manusia yang sedang membaca surah Al-Mulk.... Suaranya sungguh merdu dan sedap didengar hingga suara itu mengkhatamkan surah itu.

Ketika berjumpa Rasullullah SAW, sahabat itu menceritakan kepada baginda,
"Aku telah mendengar seseorang sedang membaca surah Al-Mulk dengan jelasnya dari dalam kubur."
 
Rasulullah SAW bersabda,
"Dialah yang menghalangi, dan dialah yang dapat menyelamatkan dari seksa kubur."

Mengenai fadhilat atau keutamaan dari membaca surah Al-Mulk ini, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya ada satu surah yang terdiri dari 30 ayat, surah itu dapat membela orang yang selalu membacanya hingga ia diampuni, surah itu ialah  " Tabarakalladzi biyadihil Mulk."

Surah Al-Mulk adalah surah ke-67, yang terdiri dari 30 ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah.


Friday, May 10, 2013

Kisah Nabi Musa A.S melihat Allah

Ketika Nabi Musa memenuhi panggilan Allah SWT.... Beliau naik ke gunung Sinai (Tursina)...., dan menyempurnakan 40 malam yang diisi dengan puasa dan beribadah sendirian diatas gunung itu, Kemudian Allah SWT pun berfirman dan menurunkan Taurat kepada beliau.
Kemudian Nabi Musa  memohon untuk melihat wajah Allah SWT yang telah berkata-kata kepadanya,

"Ya Rabb perlihatkanlah (dirimu) keapada ku, agar aku dapat memandang Engkau"

Kemudian Allah berfirman " Engkau sekali-kali tidak akan mampu melihatku, tetapi arahkanlah pandangan engkau ke gunung itu. Maka jika ia tetap pada tempatnya , niscaya engkau dapat melihat ku.

"Wahai putra Imran, sesungguhnya tidak akan ada yang sanggup untuk melihat aku, kemudian ia mampu untuk tetap hidup. "


Nabi Musa berkata : " Ya Rabb, tidak ada sesuatu pun yang menyekutui MU, sesungguhnya melihat MU dan kemudian mati itu lebih aku sukai daripada aku terus hidup tanpa melihat MU.... Ya Rabb, sempurnakanlah nikmat, anugerah dan hikmat MU kepada ku dengan mengabulkan permohonanku ini, setelah itu aku rela mati "


Ibnu Abbas R.A, sahabat Rasulullah SAW meriwayatkan bahwa ketika Allah SWT ingin mengabulkan Doa permintaan Nabi Musa, maka Allah berfirman " Pergilah engkau, dan lihatlah batu di atas puncak gunung itu, duduklah engkau diatas batu itu, kemudian Aku akan menurunkan bala tentera KU kepada mu. "


Dan ketika telah sampai di puncak batu tersebut, maka Allah pun menurunkan bala tenteranya, berupa para malaikat  langit pertama, untuk menampakkan diri kepada Nabi Musa A.S. Diperintahkan para malaikat penghuni langit untuk menampakkan diri di hadapan Nabi Musa A.S.... sambil mengeraskan suara tasbih,... tahlil mereka bagaikan suara petir yang menyambar-nyambar.


Kemudian para malaikat penghuni langit kedua diperintahkan menampakkan diri mereka, dengan warna dan bentuk yang berbagai, mereka bersayap dan memiliki raut wajah, diantaranya ada yang berbentuk seperti singa.... berlalu di hadapan Nabi Musa sambil mengeraskan suara-suara tasbihnya.


Mendengar teriakan-teriakan tersebut, Nabi Musa merasa takut yang amat sangat dan kemudian berkata : Ya Rabb, sungguh aku menyesal atas permohonanku. Apakah engkau berkehendak untuk menyelamatkanku dari tempat ini ?


Pimpinan dari kelompok malaikat tersebut berkata " Hai Musa, bersabarlah atas apa yang engkau minta, apa yang engkau lihat ini baru sebagian kecil sahaja..."


Allah SWT memerintahkan para penghuni langit ketiga turun. Lalu keluarlah malaikat-malaikat yang tidak terhitung jumlahnya dengan berbagai bentuk dan warna.... Ada yang seperti api yang menjilat-jilat, mereka memekikkan tasbih, dan bertahlil dengan suara dasyat yang menggelegar.


Nabi Musa semakin berputus asa. dan kelompok malaikat itu berkata " wahai Musa, bersabarlah hingga engkau tidak akan sanggup lagi untuk melihatnya..."


Kemudian penghuni langit keempat turun.

Ada yang berbentuk seperti kobaran api yang menjilat-jilat, ada pula yang seperti salji.... Dengan suara menengking mereka memekikkan tasbih dan tahlil.

Demikianlah , Penghuni dari setiap langit turun satu demi satu. Semua malaikat tersebut bergerak maju sambil cahayanya menyambar semua mata yang ada. Mereka datang membawa tombak yang sangat panjang dan lebar.... Tombak-tombak itu bagaikan api yang bersinar terang benderang melebihi sinar matahari.


Nabi Musa A.S menangis dan meratap. " Ya Rabb, ingatlah aku, jangan Engkau lupakan diriku. Aku adalah hamba Mu. Aku tidak mempunyai keyakinan bahwa aku akan terselamat dari tempat ini. Jika aku keluar maka aku akan terbakar,... jika aku masih disini aku akan mati..."


Kemudian turunlah malaikat Jibril A.S, Mikail A.S dan Israfil A.S, beserta seluruh malaikat penghuni langit ketujuh, termasuk Malaikat pemikul Al-Arsy dan Al-Kursi.... Mereka secara bersama-sama menghadap kepada Nabi Musa A.S sambil berkata " Wahai orang yang terus menerus salah. Apa yang menyebabkan kamu naik ke atas bukit ini...? Mengapa engkau memberanikan diri meminta Rabbmu untuk dapat melihat Nya ? Nabi Musa A.S gemetar hingga kedua lututnya seakan-akan tercabut dari sendi..."


Ketika Allah SWT melihat keadaan itu, maka ditampakkanlah tiang-tiang penyangga Al-Arsy, lalu Nabi Musa bersandar pada salah satu tiang tersebut hingga hatinya tenang.


Malaikat Israfil mendekatinya dan berkata " Hai Musa, demi Allah, kami ini sekali pun pemimpin para malaikat,.... sejak kami diciptakan, kami tidak berani mengangkat pandangan mata kami ke arah Al-Arsy, kerana kami sangat khuatir dan sangat takut kepada Rabb... Mengapa engkau berani melakukan ini wahai hamba yang lemah ?


Setelah hatinya tenang, Nabi Musa menjawab " Wahai Israfil, aku hanya ingin mengetahui akan Keagungan Wajah Rabb ku yang selama ini aku belum pernah melihatnya..."


Kemudian Allah SWT menurunkan wahyu kepada langit, " AKU akan menampakkan Diri-Ku bertajali pada gunung itu...."


Maka begetarlah seluruh langit dan bumi, gunung, matahari, bulan, cakerawala, surga, neraka, para malaikat dan lautan. Semua bersujud, sementara Nabi Musa A.S masih memandang ke arah gunung itu.


Ketika Rabbnya menampakkan diri diatas gunung,.... maka hancur leburlah gunung itu dan Nabi Musa pun jatuh pengsan....Nabi Musa seakan-akan mati karena pancaran Cahaya Allah SWT,.. dan ia terjatuh dari batu dan batu itu sendiri terbalik menjadi semacam kubah yang melindungi Nabi Musa A.S agar tidak terbakar Cahaya.


Kemudian Allah mengutus malaikat Jibril A.S untuk membalikkan batu itu dari tubuh nya. Wajah Nabi Musa A.S memancarkan cahaya kemuliaan, rambutnya memutih karena cahaya.


Maka setelah Musa sedar kembali, dia berkata " Maha Suci Engkau ,sungguh aku bertaubat kepada MU dan aku adalah orang yang pertama sekali beriman...."
 

Kemudian Allah berfirman "Wahai Musa! Sesungguhnya Aku memilihmu melebihi umat manusia yang ada pada zamanmu, dengan membawa perutusan Ku yakni Kitab Taurat, dan dengan KalamKu, terimalah apa yang Aku kurniakan kepadamu, dan jadikanlah dirimu dari orang-orang yang bersyukur "...
 

Jenazah yang di-iringi Selawat oleh 70,000 Malaikat

Kisah ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik R.A.
Pada satu pagi, Rasulullah SAW bersama dengan sahabatnya Anas bin Malik R.A melihat suatu keanehan pada cuaca pagi itu. Mereka melihat matahari begitu redup dan kurang bercahaya seperti biasa.

 

Tidak lama kemudian, Rasulullah SAW didatangi oleh malaikat Jibril.
Rasulullah SAW bertanya kepada malaikat Jibril,
"Wahai Jibril, kenapa matahari pagi ini terbit dalam keadaan redup ?
"Ya Rasulullah, matahari ini nampak redup karena terlalu banyak sayap para malaikat yang menghalanginya,"
jawab Jibril.

 

Rasulullah SAW bertanya,
"Wahai Jibril, berapa jumlah malaikat yang menghalangi matahari saat ini ?"
"Ya Rasulullah, jumlah mereka ialah 70,000 "
jawab Jibril.

Rasulullah SAW bertanya lagi,
"Apakah yang menjadikan malaikat menutupi matahari?"
Kemudian Malaikat Jibril menjelaskan,
"Ketahuilah wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah SWT telah mengutus 70,000 malaikat agar membacakan selawat kepada salah satu umatmu yang baru sahaja meninggal dunia"
"Siapakah dia, wahai Jibril?"
tanya Rasul SAW.
"Namanya Muawwiyah."

 

Rasulullah SAW melanjutkan lagi pertanyaan,
"Apa yang telah dilakukan oleh Muawiyah ini,... sehingga saat ia meninggal mendapatkan kemuliaan yang sangat luar biasa ini ?"
Malaikat Jibril menjawab,
"Ketahuilah Ya Rasulullah, sesungguhnya Muawwiyah itu semasa hidupnya banyak membaca Surah Al-Ikhlas di waktu malam, siang, pagi, waktu duduk, waktu berjalan, waktu berdiri, bahkan dalam setiap keadaan selalu membaca Surah Al-Ikhlas."

Malaikat Jibril melanjutkan bicaranya,
"Dari itu,... Allah SWT mengutus sebanyak 70,000 malaikat untuk membacakan selawat kepadanya pada hari ini.




Monday, April 22, 2013

Kisah Nabi yang menahan Matahari dari terbenam

Dari Abu Hurairah R.A, Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Sesungguhnya matahari itu tidak pernah tertahan untuk terbenam hanya kerana seorang manusia yang bernama Yusya' yaitu pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis untuk berjihad."

Kisahnya, Setelah Nabi Musa A.S wafat, Nabi Yusya' bin Nun memimpin dan membawa Bani Israil untuk keluar dari padang pasir, Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerico.  Sebuah kota yang mempunyai benteng dan pintu gerbang yang sangat kuat.  Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk padat.
Nabi Yusya' bersama kaumnya, Bani Israil, mengepung kota tersebut hingga 6 bulan lamanya.

Hari itu adalah hari Jumaat, Nabi Yusya' melancarkan serangan dengan menyerbu masuk ke kota Jerico, mereka berperang sehingga matahari sudah hampir terbenam, bermakna hari Jumaat akan segera berlalu dan hari Sabtu akan segera tiba, menurut syariat Nabi Musa A.S, pada hari sabtu dilarang untuk melakukan peperangan.

Nabi Yusya' kemudian berdoa,

"Wahai Matahari, sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Allah SWT, demikian juga aku. Aku bersujud mengikuti perintahNya. Ya Allah, tahanlah matahari itu untuk ku agar tidak terbenam terlebih dahulu."
Dengan izin Allah SWT, matahari itu tidak terbenam, sebelum kota itu ditakluk oleh Nabi Yusya'. 

Nabi Yusya' memerintah Bani Israil  dengan kitab Taurat sampai akhir hayatnya.
Beliau kembali ke hadrat Allah SWT ketika berumur 127 tahun, 27 tahun setelah wafatnya Nabi Musa A.S.


Kisah Roh Setelah Terpisah dari Badan

Kisah ini bersumber dari hadith seperti di bawah ini.
Ketahuiah bahwa kita tidak mengetahui bila saatnya nyawa akan berpisah dengan badan, Oleh sebab itu, perbanyakkanlah amal ibadah di dunia sebagai bekal di akhirat nanti.

 
Sebagai orang Islam yang beriman wajib untuk kita mempercayai pada perkara ghaib, termasuk roh manusia setelah tercabut dari badan,
"Kami keluar bersama Rasulullah SAW untuk mengurusi jenazah seorang laki-laki dari kalangan sahabat Anshar. Kemudian kami sampai di kuburan yang belum digali. Lalu Rasulullah SAW duduk dan kami pun duduk di sekeliling beliau seakan-akan kepala kami dihinggapi burung."
 Rasulullah SAW lalu bersabda,
 
"Mohonlah kalian perlindungan kepada Allah SWT dari siksa kubur." (sebanyak dua kali atau tiga kali).
Kemudian beliau bersabda lagi,
 
"Sesungguhnya seorang hamba yang beriman jika terpisah dari dunia dan menuju ke akhirat, niscaya dia didatangi malaikat dari langit yang wajahnya putih bagaikan mentari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga, lalu duduk di dekatnya. Selanjutnya datanglah malaikat maut dan duduk di samping kepalanya.  Malaikat maut itu berkata,
"Wahai jiwa yang baik,  keluarlah menuju ampunan Allah SWT dan ridha-Nya."
Kemudian nyawanya pun keluar dan mengalir sebagaimana mengalirnya titisan air dari wadahnya. Ketika malaikat mengambil nyawanya, maka dia tidak membiarkan nyawa tersebut berada di tangannya sekejap mata pun, melainkan mereka meletakkannya di dalam kafan, dan dari nyawa tersebut muncul keharuman bagaikan minyak kasturi terharum yang ada di muka bumi."
Nabi SAW melanjutkan kisahnya, 

"Kemudian mereka membawa nyawa tersebut naik. Mereka tidak melewati sekelompok malaikat melainkan mereka berkata, ‘Roh siapakah yang wangi ini ?’ Mereka menjawab, "Ruh Fulan bin Fulan"

Sehingga para malaikat yang membawa nyawa tersebut sampai di langit dunia, lalu mereka meminta agar dibukakan pintu bagi nyawa tersebut. Kemudian dibukakan pintu untuknya. Selanjutnya malaikat Muqarrabun dari masing-masing langit mengantarkannya sampai ke langit berikutnya sehingga sampai ke langit ketujuh.  Lantas Allah SWT berfirman,
"Tuliskan buku catatan amal hambaku ini di Illiyyin dan kembalikan dia ke bumi, ke tanah sebagaimana dahulu Aku menciptakan mereka dari tanah, dan dari sana lah Aku akan mengeluarkan mereka pada waktu yang lain."

 
Rasulullah SAW kemudian melanjutkan kisahnya,
"Selanjutnya ruhnya dikembalikan pada jasadnya, lalu dia didatangi dua malaikat, lalu keduanya mendudukkannya dan bertanya kepadanya,
"Siapa Rabbmu?" Dia menjawab, "Rabbku adalah Allah SWT."
Keduanya bertanya lagi, "Apa agamamu?" Dia menjawab, "Agamaku Islam."
Keduanya melanjutkan, "Siapakah lelaki yang diutus untuk kalian ini?" Dia menjawab, "Dia adalah Rasulullah SAW."
Keduanya bertanya lagi, "Apa yang menyebabkanmu mengetahuinya?" Dia menjawab, "Saya membaca kitab Allah, lalu saya beriman kepadanya dan membenarkannya."
Lantas di langit ada yang mengumandangkan, "Hambaku benar. Hamparkanlah untuknya permadani dari surga, berilah dia pakaian dari surga dan bukakan untuknya pintu ke arah surga, lalu didatangkan padanya angin dan semerbak keharuman surga."

Kemudian kuburnya dilapangkan seluas mata memandang, selanjutnya dia didatangi sesosok yang tampan wajahnya, indah pakaiannya, dan harum baunya.
Ia berkata, "Bergembiralah engkau dengan sesuatu yang membuatmu gembira. Ini adalah hari yang telah dijanjikan untukmu."
Lantas dia bertanya kepadanya, "Kamu ini siapa ?
Dia menjawab, "Saya adalah amal kebajikanmu."
Lalu dia berkata, "Ya Rabbi... Datangkanlah hari kiamat sehingga saya dapat kembali pada keluargaku dan hartaku."

 
Rasulullah SAW kemudian melanjutkan lagi kisahnya,

"Sesungguhnya hamba yang kafir apabila terpisah dari dunia dan menuju akhirat, maka turun kepadanya malaikat dari langit dengan wajah hitam. Mereka membawa pakaian yang kasar, lalu mereka duduk di dekatnya. Selanjutnya malaikat maut datang hingga duduk di samping kepalanya, lalu dia berkata, ‘Wahai jiwa yang buruk! Keluarlah menuju murka dan kemarahan Allah SWT."

Lalu jiwanya terpisah-pisah di dalam jasadnya.
Selanjutnya malaikat mencabut rohnya sebagaimana mencabut besi yang digunakan membakar daging dari bulu domba yang basah.
Kemudian malaikat meletakkannya pada pakaian yang kasar itu. Dan dari nyawa tersebut keluar bau bagaikan bau bangkai paling busuk yang ada di muka bumi. Lalu mereka membawa nyawa tersebut naik.

Mereka tidak melewati sekelompok malaikat melainkan mereka berkata, " Roh siapakah yang busuk ini ?" Mereka menjawab, " Roh Fulan bin Fulan,"
Lalu dimintakan agar dibukakan pintu untuk nyawa tersebut, tetapi tidak dibukakan pintu untuknya.


Selanjutnya Rasulullah SAW membaca ayat berikut:


إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ

"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan."
(QS. Al-A’raf: 40)


Kemudian Allah berfirman, "Tulislah buku catatan amalnya di dalam Sijjin di bumi yang paling rendah. Maka, rohnya dilemparkan begitu saja, kemudian Allah berfirman,

حُنَفَاءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

"Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh."
(QS. Al-Hajja: 31)

Selanjutnya, roh nya dikembalikan pada jasadnya, lalu dia didatangi dua malaikat.
Lalu keduanya bertanya kepadanya, "Siapa Rabbmu?" Dia menjawab, "Aduh, aduh...! Saya tidak tahu."
Lantas keduanya bertanya lagi, "Apa agamamu?" Dia menjawab, "Aduh, aduh...! Saya tidak tahu."
Keduanya melanjutkan, "Siapakah lelaki yang diutus untuk kalian ini?" Dia menjawab, "Aduh, aduh...! Saya tidak tahu."

Kemudian di langit ada yang mengumandangkan, "Dia dusta. Hamparkanlah untuknya tempat tidur dari neraka dan bukakan untuknya pintu ke arah neraka, lalu didatangkan padanya panas neraka dan angin panas neraka. Kemudian kuburnya disempitkan sehingga tulang rusuknya menjadi bersilangan. Selanjutnya dia didatangi sesosok yang ngeri wajahnya, hodoh pakaiannya, dan berbau busuk.

Dia berkata, "Bergembiralah engkau dengan sesuatu yang menyusahkanmu. Ini adalah harimu yang telah diancamkan untukmu."
Lantas dia bertanya  "Kamu ini siapa ?
Dia menjawab, "Saya adalah amal burukmu." Lalu dia berkata, "Ya Rabbi...! Jangan datangkan hari kiamat...!"



(HR. Al-Baihaqi dengan sanad shahih)

Thursday, September 27, 2012

Kisah Pohon yang menaungi Rasulullah



Sebelum Rasulullah diangkat menjadi Nabi dan Rasul, baginda sering mengikut bapa saudaranya, Abu Thalib pergi berdagang... Pada suatu hari Abu Thalib pergi ke Syam untuk berdagang, dan dibawanya sekali baginda yang masih  muda pada ketika itu, dan beberapa pemuka Quraisy yang lain....

Dalam perjalanan, mereka berhenti sebentar untuk berehat sambil berteduh dibawah sepohon Pokok...Tidak jauh dari tempat rehat mereka, ada sebuah biara yang didiami oleh Ahli-ahli kitab.. dari tingkap biara itu ada seorang Rahib (Ahli Kitab) yang sedang tekun memerhati rombongan Abu Thalib yang sedang berehat..

Rahib itu keluar dan menuju kearah pohon itu,... Rahib itu menemui ketua Rombongan (Abu Thalib) dan bertanya akan perkara berkaitan seorang budak yang turut serta dalam rombongan itu... dia meminta izin untuk bertemu dan memeriksa fizikal budak itu...

Diamati satu persatu lalu dia memegang tangan budak itu sambil berkata, .... “Aku bersumpah kepadamu, dan demi Tuhan yang esa, agar engkau menjawab pertanyaan-pertanyaan ku ini dengan jujur. ”
Rasulullah menjawab, “Aku selalu berkata jujur, dan aku tidak pernah berdusta ...Bertanyalah. ” 

Rahib itu melanjutkan pertanyaannya, “Apakah yang paling kau suka perhatikan ? ” 
Rasulullah menjawab, “Langit dan bintang-bintangnya.”
Rahib itu bertanya lagi, “Apakah kau juga bermimpi ? ”
Rasulullah menjawab, “Ya, dan apa saja yang aku lihat dalam mimpi, aku
lihat juga dalam keadaan berjaga.”

Rahib itu bertanya, “Boleh aku melihat di antara kedua bahumu ? ”
Rasulullah menjawab, “Ya, silakan.” 

Rahib itu mendekati Rasulullah dan menyingkap jubah yang dipakai baginda, diantara kedua bahunya... Dia melihat  cop mohor kenabian (Khatamun Nubuwah) sebesar buah apel..... “Sama.” 

Abu Thalib bertanya, “Apa maksud mu..? Sama dengan apa ? ” 
Rahib itu menarik lengan Abu Thalib dan memimpinnya jauh dari rombongan yang sedang leka berteduh....  “Katakan kepadaku. Apa hubungan kamu dengan anak ini ?” 
Abu Thalib, yang sangat mencintai Rasulullah seperti anaknya sendiri, menjawab, “ Dia anak ku.” 
 Rahib itu menggeleng-gelengkan kepalanya “Tidak mungkin...!! dalam perkiraan ku Ayah anak ini telah meninggal dunia. ” 
Abu Thalib terkejut dengan kenyataan Rahib itu, lalu dia membenarkan..Benar.. Dia adalah anak saudaraku... Bapanya adalah adik ku,...meninggal dunia sebelum dia dilahirkan, dan aku sangat mencintainya seperti mana aku mencintai anak-anak ku sendiri..”
Rahib itu berkata kepada Abu Thalib, “ Anak ini akan menjalani kehidupan yang gemilang dan luar biasa di kemudian hari.... Aku khuatir, Jika orang lain mengetahui apa yang telah aku lihat dan mereka mengenalinya, mereka akan membunuh anak ini..... Sembunyikan dan lindungi dia dari musuh-musuhnya ....Dia lah penghulu dan utusan Rabb alam semesta, dia diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi alam semesta."
 

Terkejut dengan perkataan Rahib tadi, segera Abu Thalib bertanya, "Bagaimana kamu ketahui tentang hal ini ? "  
Sang Rahib menjawab, "Sesungguhnya ketika rombongan kamu muncul dan berhenti berteduh, aku melihat pohon bersujud kepadanya dan pohon ini tidak akan bersujud kecuali kepada seorang Nabi.... Dialah Nabi yang ditunggu-tunggu....Sesungguhnya aku dapat mengetahuinya melalui tanda-tanda yang dinyatakan dalam Kitab-kitab lama,.... tanda kenabian yang terletak pada bagian bawah tulang rawan diantara kedua bahunya yang mirip buah apel, menguatkan lagi kepercayaan aku tentang perkara ini"
 
Setelah itu, Rasulullah pun dipanggil untuk menemui si rahib, ketika Rasulullah berjalan, tiba-tiba saja awan menaungi beliau...., pohon yang sebelumnya menaungi orang Quraisy di tempat duduknya, tiba-tiba saja beralih menaungi Rasulullah....Semua rombongan termasuk Abu Thalib, takjub dengan apa yang terjadi....."Lihatlah, naungan pohon itu telah pindah kepadanya..."

Rahib didalam kisah ini adalah seorang pendita Nasrani yang bernama Bahira... dan pohon yang suatu ketika dahulu pernah menanugi Rasulullah masih lagi berdiri teguh disatu kawasan gurun tandus di Utara Jordan dan diberitakan.. Pohon itu adalah satu-satunya sahabat Rasulullah yang masih hidup hingga ke hari ini.......