Tuesday, May 22, 2012

Saidina Ali dan Soalan Pendita Yahudi (Part 3)

.....Pendita Yahudi kemudian bertanya lagi  "Hai Ali, kalau benar-benar engkau mengetahui, cuba terangkan kepadaku berapa nilai wang lama itu dibanding dengan wang baru!" ...

Saidina Ali menerangkan "Kekasihku Muhammad Rasul Allah SAW  ada menceritakan kepadaku, bahawa wang yang dibawa oleh Tamlikha dibanding dengan wang baru, ialah tiap dirham lama sama dengan sepuluh dan dua pertiga dirham baru...."

Saidina Ali kemudian melanjutkan ceritanya " Penjual Roti lalu berkata kepada Tamlikha "Aduhai, alangkah beruntungnya aku! Rupanya engkau baru menemukan harta karun..! Berikan semua itu kepadaku!  Kalau tidak, engkau akan ku hadapkan kepada raja!".... "Aku tidak menemukan harta karun," kata  Tamlikha. "Wang ini aku dapat tiga hari yang lalu hasil dari penjualan buah kurma.... Aku kemudian meninggalkan kota kerana orang-orang semuanya menyembah Diqyanius!"

Penjual roti itu marah. Lalu berkata "Apakah setelah engkau menemukan harta karun masih juga tidak rela menyerahkan sisa wangmu itu kepadaku ? Lagi pula engkau telah menyebut-nyebut seorang raja durhaka yang mengaku diri sebagai tuhan, padahal raja itu sudah mati lebih dari 300 tahun yang silam ! Apakah engkau ingin memperbudak-budakkan aku ?"

Tamlikha lalu ditangkap... Kemudian dibawa pergi menghadap raja. Raja yang baru ini seorang yang dapat berfikir dan bersikap adil.... Raja bertanya kepada orang-orang yang membawa Tamlikha "Bagaimana cerita tentang orang ini?" "Dia menemukan harta karun," jawab orang-orang yang membawanya. 


Raja berkata kepada Tamlikha "Engkau tak perlu takut! Nabi Isa AS memerintahkan supaya kami hanya memungut seperlima saja dari harta karun itu.... Serahkanlah yang seperlima itu kepadaku, dan selanjutnya engkau akan selamat....." Tamlikha menjawab: "Tuanku, aku sama sekali tidak menemukan harta karun! Aku adalah penduduk kota ini!" Raja bertanya sambil kehairanan "Engkau penduduk kota ini?" ..."Ya Benar," sahut Tamlikha... "Adakah orang yang kau kenal?" tanya raja lagi. "Ya, ada," jawab Tamlikha. "Cuba sebutkan siapa namanya," perintah raja....

Tamlikha menyebut nama-nama kurang lebih 1,000 orang, tetapi tak ada satu nama pun yang dikenal oleh raja atau oleh orang lain yang hadir mendengarkan.... Mereka berkata: "Ah…, semua itu bukan nama orang-orang yang hidup di zaman kita sekarang. Tetapi, apakah engkau mempunyai rumah di kota ini?" "Ya, tuanku," jawab Tamlikha.... "Utuslah seorang menyertai aku !" Raja kemudian memerintahkan beberapa orang menyertai Tamlikha pergi....  Tamlikha mengajak mereka menuju ke sebuah rumah yang paling tinggi di kota itu.... Setibanya di sana, Tamlikha berkata kepada orang yang mengiringnya "Inilah rumahku! "...

Pintu rumah itu lalu diketuk.... Keluarlah seorang lelaki yang sudah sangat lanjut usia....  Alis mata di bawah keningnya sudah sedemikian putih dan mengkerut hampir menutupi mata kerana sudah terlampau tua... Ia terperanjat ketakutan, lalu bertanya kepada orang-orang yang datang "Kamau ada urusan apa datang kesini ?" Utusan raja yang menyertai Tamlikha menyahut "Orang muda ini mengaku rumah ini adalah rumahnya !" Orang tua itu marah, memandang kepada Tamlikha.... Sambil mengamat-amati, ia bertanya: "Siapa namamu ?" "Aku Tamlikha anak Filistin!" Orang tua itu lalu berkata: "Cuba ulangi lagi !"

Tamlikha menyebut lagi namanya.... Tiba-tiba orang tua itu bertekuk lutut di depan kaki Tamlikha sambil berucap "Ini adalah datuk ku !.... Demi Allah, ia salah seorang di antara orang-orang yang melarikan diri dari Diqyanius, raja durhaka...." Kemudian diteruskannya dengan suara terharu "Ia lari berlindung kepada Yang Maha Perkasa, Pencipta langit dan bumi.... Nabi kita, Isa AS, dahulu telah memberitahukan kisah mereka kepada kita dan mengatakan bahawa mereka itu akan hidup kembali!"

Peristiwa yang terjadi di rumah orang tua itu kemudian dilaporkan kepada Raja... Dengan menunggang kuda, Raja segera berangkat menuju ke tempat Tamlikha yang sedang berada di rumah orang tua tadi.... Setelah melihat Tamlikha, Raja segera turun dari kuda sambil bertanya "Hai Tamlikha, bagaimana keadaan teman-temanmu ?" .... Tamlikha memberi tahu, bahawa semua temannya masih berada di dalam gua. "Pada masa itu kota Aphesus diurus oleh dua orang bangsawan istana. Seorang beragama Islam dan seorang lainnya lagi beragama Nasrani. Dua orang bangsawan itu bersama pengikutnya masing-masing pergi membawa Tamlikha menuju ke gua," demikian Saidina Ali melanjutkan ceritanya.

Setibanya dekat gua, Tamlikha berkata kepada dua orang bangsawan dan para pengikut mereka "Aku khuatir kalau sampai teman-temanku mendengar suara tapak kuda, atau bunyi senjata.... Mereka pasti menduga Diqyanius datang dan mereka bakal mati semua.... Oleh kerana itu kamu berhenti saja di sini. Biarlah aku sendiri yang akan menemui dan memberitahu mereka !"

Semua berhenti menunggu dan Tamlikha masuk seorang diri ke dalam gua. Melihat Tamlikha datang, teman-temannya berdiri kegirangan, dan Tamlikha dipeluknya kuat-kuat. Kepada Tamlikha mereka berkata: "Puji dan syukur bagi Allah yang telah menyelamatkan dirimu dari Diqyanius !"... Tamlikha bertanya " Tahukah kamu ?, sudah berapa lamakah kita tinggal di sini ?".... "Kita tinggal sehari atau beberapa hari saja," jawab mereka..... "Tidak!" kata Tamlikha. "Kita sudah tinggal di sini selama 309 tahun..!!... Diqyanius sudah lama meninggal dunia ! Generasi demi generasi sudah lewat silih berganti, dan penduduk kota itu sudah beriman kepada Allah yang Maha Agung! Mereka sekarang datang untuk bertemu dengan kalian!"

Teman-teman Tamlikha berkata.. "Hai Tamlikha, apakah engkau hendak menjadikan kami ini orang-orang yang menggemparkan seluruh dunia ?" "Lantas apa yang kamu inginkan?" Tamlikha kembali bertanya. "Angkatlah tanganmu ke atas"...Lalu mereka bertujuh semua mengangkat tangan ke atas, kemudian berdoa: "Ya Allah, dengan kebenaran yang telah Kau perlihatkan kepada kami tentang keanehan-keanehan yang kami alami sekarang ini, cabutlah kembali nyawa kami tanpa pengetahuan orang lain ! "

Allah SWT mengabulkan permohonan mereka.... Lalu memerintahkan Malaikat Maut mencabut kembali nyawa mereka.... Kemudian Allah SWT melenyapkan pintu gua tanpa bekas.... Dua orang bangsawan yang menunggu-nunggu segera maju mendekati gua, berputar-putar selama tujuh hari untuk mencari-cari pintunya, tetapi tanpa hasil.... Tidak dapat ditemukan lubang atau jalan masuk lain ke dalam guaitu.... Pada saat itu dua orang bangsawan tadi menjadi yakin tentang betapa hebatnya kekuasaan Allah SWT.... Dua orang bangsawan itu memandang semua peristiwa yang dialami oleh para penghuni gua, sebagai peringatan yang diperlihatkan Allah kepada mereka.

Bangsawan yang beragama Islam lalu berkata "Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku ! Akan aku dirikan sebuah tempat ibadah di dekat bukit itu..." Sedang bangsawan yang beragama Nasrani berkata pula "Mereka mati dalam keadaan memeluk agamaku ! Akan ku dirikan sebuah biara di dekat bukit itu."

Dua orang bangsawan itu bertengkar, dan setelah melalui pertikaian senjata, akhirnya bangsawan Nasrani terkalahkan oleh bangsawan yang beragama Islam.... Dengan terjadinya peristiwa tersebut, maka Allah berfirman: "Dan begitulah Kami menyerempakkan mereka, supaya mereka mengetahui bahawa janji Allah adalah benar, dan bahawa saat itu tidak ada keraguan padanya. Apabila mereka berbalahan antara mereka dalam urusan mereka, maka mereka berkata, "Binalah di atas mereka satu bangunan; Pemelihara mereka sangat mengetahui mengenai mereka." Berkata orang-orang yang menguasai atas urusan mereka, "Kami akan membina di atas mereka sebuah masjid."

Sampai di situ Saidina Ali bin Abi Talib berhenti menceritakan kisah para penghuni gua.... Kemudian berkata kepada pendita Yahudi yang menanyakan kisah itu... "Wahai Pendita Yahudi,...Itulah, apa yang telah terjadi dalam kisah mereka.... Demi Allah, sekarang aku hendak bertanya kepadamu, apakah semua yang aku ceritakan itu sesuai dengan apa yang tercantum dalam Taurat kamu ?"

Pendita Yahudi itu menjawab "Ya Abal Hasan !!, engkau tidak menambah dan tidak mengurangi, walau satu huruf pun..! Sekarang engkau jangan menyebut diriku sebagai orang Yahudi, sebab aku telah bersaksi bahawa tiada tuhan selain Allah dan bahawa Muhammad adalah hamba Allah serta Rasul-Nya. Aku pun bersaksi juga, bahawa engkau orang yang paling berilmu di kalangan umat ini..!"


Demikianlah hikayat tentang para penghuni gua (Ashabul Kahfi), yang diambil dari kitab Qishasul Anbiya yang tercantum dalam kitab Fadha 'ilul Khamsah Minas Shihahis Sittah, tulisan As Sayyid Murtadha Al Huseiniy Al Faruz Aabaad, dalam menunjukkan banyaknya ilmu pengetahuan yang diperoleh Saidina Ali bin Abi Talib K.W.J. dari Rasulullah SAW.


No comments: