Thursday, May 17, 2012

Saidina Ali dan Soalan Pendita Yahudi (Part 1)

...Pada masa Umar Ibnul Khattab memangku jawatan sebagai Khalifah Amirul Mukminin, pernah datang kepadanya beberapa orang pendeta Yahudi. Mereka berkata kepada Khalifah: "Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada anda. Jika anda dapat memberi jawapan kepada kami, barulah kami mau mengerti bahwa Islam merupakan agama yang benar dan Muhammad benar-benar seorang Nabi.... Sebaliknya, jika anda tidak dapat memberikan jawaban, berarti bahwa agama Islam itu bathil dan Muhammad bukan seorang Nabi."

"Silakan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan,"
sahut Khalifah Umar.
"Jelaskan kepada kami tentang perkara induk yang mengunci langit, apakah itu?" Tanya pendeta-pendeta itu, memulai pertanyaan-pertanyaannya. "Terangkan kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya, apakah itu ?... Tunjukkan kepada kami tentang suatu makhluk yang dapat memberikan peringatan kepada bangsanya, tetapi ia bukan manusia dan bukan jin!... Terangkan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang dapat berjalan di permukaan bumi, tetapi makhluk-makhluk itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu atau induknya !"

Khalifah Umar menundukkan kepala untuk berfikir sejenak, kemudian berkata: " Jika aku menjawab 'tidak tahu' atas pertanyaan-pertanyaan yang memang aku tidak tahu jawabannya, itu bukan suatu hal yang memalukan !''

Mendengar jawapan Khalifah Umar seperti itu, pendeta-pendeta Yahudi yang bertanya lalu tersenyum, berdiri dan melonjak-lonjak kegirangan, sambil berkata: "Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad memang bukan seorang Nabi, dan agama Islam itu adalah bathil !"

Salman Al-Farisi yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta-pendeta Yahudi itu: "Kalian tunggu sebentar !"

Salman bergegas pergi ke rumah Ali bin Abu Thalib.... Setelah bertemu, Salman berkata:"Ya Abal Hasan, selamatkanlah agama Islam !"

Imam Ali R.A bingung, lalu bertanya: "Mengapa ?"
Salman kemudian menceritakan apa yang sedang dihadapi oleh Khalifah Umar Ibnul Khattab.... Imam Ali segera saja berangkat menuju ke rumah Khalifah Umar.... Ketika Umar melihat Ali bin Abi Thalib datang, ia bangun dari tempat duduk lalu memeluknya, sambil berkata: "Ya Abal Hasan, tiap-tiap kesulitan besar, engkau selalu kupanggil !"

Setelah berhadapan dengan para pendeta yang sedang menunggu-nunggu jawaban itu, Ali bin Abu Thalib herkata: "Silakan bertanya tentang apa saja yang anda inginkan... Rasul Allah (Muhammad SAW) sudah mengajarku seribu macam ilmu, dan tiap jenis dari ilmu-ilmu itu mempunyai seribu macam cabang ilmu !"

Pendeta-pendeta Yahudi itu lalu mengulangi pertanyaan-pertanyaan mereka.... Sebelum menjawab, Ali berkata: "Aku ingin mengajukan suatu syarat kepada kamu,... jika ternyata aku nanti sudah menjawab pertanyaan-pertanyaan kamu,.. sesuai dengan apa yang ada di dalam Taurat, kamu bersedia memeluk agama kami dan beriman ?!"

"Ya benar !" jawab mereka.
"Sekarang tanyakanlah satu demi satu," kata Ali bin Abu Thalib.
Mereka mulai bertanya: "Apakah perkara induk yang mengunci pintu-pintu langit?"

"Induk kunci itu,...." jawab Ali bin Abi Thalib, "....ialah syirik kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik lelaki maupun wanita, jika ia bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai ke hadhirat Allah!"

Para pendeta Yahudi bertanya lagi: "Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu-pintu langit?"
Ali bin Abi Thalib menjawab: "Anak kunci itu ialah Syahadat (Kesaksian) bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!"

Para pendeta Yahudi itu saling pandang di antara mereka, sambil berkata: "Orang ini benar !" Mereka bertanya lebih lanjut: "Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang dapat berjalan bersama penghuninya!"

"Kuburan itu ialah ikan hiu (hut) yang menelan Nabi Yunus putera Matta," jawab Ali bin Abu Thalib.... "Nabi Yunus as. dibawa keliling tujuh samudera ! (lautan)"

Pendeta-pendeta itu meneruskan pertanyaannya lagi: "Jelaskan kepada kami tentang makhluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi makhluk itu bukan manusia dan bukan jin!"

Ali bin Abu Thalib menjawab: "Makhluk itu ialah semut Nabi Sulaiman putera Nabi Daud A.S.... Semut itu berkata kepada kaumnya.. "Hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman kamu, agar tidak dipijak oleh Sulaiman dan pasukan-nya dalam keadaan mereka tidak sedar!"

Para pendeta Yahudi itu meneruskan pertanyaannya: "Beritahukan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, tetapi tidak satu pun di antara makhluk-makhluk itu yang dilahirkan dari kandungan ibunya atau induknya!"

Ali bin Abu Thalib menjawab: "Lima makhluk itu ialah, pertama, Adam... Kedua, Hawa... Ketiga, Unta Nabi Salleh.... Keempat, kambing Nabi Ibrahim.... dan Kelima, Tongkat Nabi Musa (yang menjelma menjadi seekor ular)."

Dua di antara tiga orang pendeta Yahudi itu setelah mendengar jawapan-jawapan serta penjelasan yang diberikan oleh Imam Ali R.A. lalu mengatakan: "Kami bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah!"

Tetapi seorang pendeta lainnya, bangun berdiri sambil berkata kepada Ali bin Abi Thalib: "Hai Ali, hati teman-temanku sudah dihinggapi oleh sesuatu yang sama seperti iman dan keyakinan mengenai benarnya agama Islam. ...Sekarang masih ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepada anda."

....bersambung


No comments: