Monday, May 14, 2012

Kisah Mubahallah antara Rasulullah dengan Pendeta Nasrani

....telah datang menghadap Rasulullah SAW, utusan orang-orang Nasrani Najran, yang terdiri daripada 60 penunggang kuda,...di antara mereka, terdapat 14 orang dari kalangan bangsawan....

Mereka masuk ke kota Madinah dan masuk ke dalam masjid Rasulullah (Nabawi) ketika baginda sedang bersembahyang Asar... Mereka mengenakan pakaian yang mewah sehingga berkata orang-orang yang melihat mereka, “tidak pernah kami melihat utusan sehebat mereka...”

Mereka dibiarkan melakukan sembahyang menurut agama mereka dengan menghadap ke arah timur... dan kemudian setelah selesai, ketiga-tiga pemimpin mereka iaitu Abu Haritsah bin Alqamah, Abdul Masih dan Al-Aiham bersoal jawab dengan Rasulullah...

Mereka menegaskan kepercayaan mereka tentang Nabi Isa, bahawa baginda (Isa) adalah Tuhan, putera Allah dan satu dari tiga senyawa (triniti)....Sebagai dalil dan alasan akan kebenaran dan kepercayaan itu, mereka kemukakan bahawa Nabi Isa dapat menghidupkan orang mati, dapat menyembuhkan orang sakit, buta dan sopak,...serta dapat memberitahu tentang hal-hal perkara  yang ghaib dan membentuk dari tanah liat seekor burung lalu meniup menjadi burung hidup yang bernyawa..(Pada hal Nabi Isa melakukan semua itu dengan izin Allah yang telah memberikannya mukjizat dan sebagai tanda kekuasaanNya ke atas hamba-hambanya).

Kemudian Rasulullah mengemukakan firman Allah, Surah Ali-Imran :  

Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Nabi Isa di sisi Allah adalah sama seperti (kejadian) Nabi Adam.  Allah telah menciptakan Adam dari tanah lalu berfirman kepadanya: Jadilah engkau! maka jadilah ia. Perkara yang benar ialah yang datang dari Tuhanmu.  Maka jangan sekali-kali engkau menjadi dari orang-orang yang ragu-ragu.” (ayat 59 -60)

Oleh sebab mereka masih berdegil dan tetap dengan pendirian itu, maka Allah memerintahkan Rasulullah mengajak mereka “bermubahalah” di padang yang terbuka....

Ketika Rasulullah datang ke arena mubahalah dengan disertai Ali, Fatimah, Hasan dan Husain, orang-orang Nasrani terperanjat...Para pendita Nasrani berharap Rasulullah membawa sebahagian besar sahabatnya untuk bermubahalah dan bukan sekelompok kecil dari ahlubaitnya (keluarganya)....Mereka mengharapkan Rasulullah memanggil seluruh umat Islam seperti mana keluar untuk berjihad.

Tetapi medan tersebut bukanlah medan peperangan dan jihad. Ia adalah medan doa dan munajat untuk menegakkan kebenaran dan membuka tabir kebatilan.... Dan tidak ada yang dapat membuka tabir kebatilan, kecuali orang-orang yang paling baik dan paling mulia di muka bumi.

Menurut pelbagai riwayat, ketika Rasulullah menyeru para pendita Nasrani untuk masuk Islam, mereka menolak ajaran baginda dan enggan berbai'ah kepada baginda tetapi sebaliknya menuduh baginda dengan kebohongan....apabila dekat dengan saat untuk bermubahalah, para pendita Nasrani dan sekelompok besar para pengikutnya berkumpul, mereka menunggu kedatangan Rasulullah...

Mereka terkejut melihat saat Rasulullah datang dengan langkah yang mantap dengan disertai ahlulbaitnya.... Satu tangan baginda memimpin tangan Sayyidina Husain manakala satu tangan lagi memimpin Sayyidina Hasan.... Fatimah berjalan di belakang baginda dengan dipenuhi cahaya dan Sayyidina Ali mengikuti mereka dengan memancarkan kebesaran.

Ketika itu As-Sayyid dan Al-’Aqib (dua pembesar Najran) datang kepada Rasulullah.... sudah kelihatan pada diri mereka keraguan dan keresahan.... Mereka bertanya, “Wahai Abal Qasim (gelaran Rasulullah), dengan disertai siapa engkau akan bermubahalah dengan kami ?

Rasulullah menjawab, “saya akan bermubahalah dengan disertai sebaik-baiknya penduduk bumi dan semulia-mulianya makhluk di sisi Allah.”
Kemudian, Rasulullah menunjuk kepada Sayyidina Ali, Fatimah Zahra, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain...

Mereka bertanya dengan penuh kehairanan, “mengapa engkau tidak bermubahalah dengan disertai orang-orang besar dan mulia yang beriman dan mengikutimu?”
Rasulullah berkata, “tentu, aku akan bermubahalah denganmu dengan disertai mereka, sebaik-baiknya penduduk bumi dan seutama-utamanya makhluk.”

Hati mereka bergoncang dipenuhi rasa takut dan kekhuatiran.  Akhirnya, mereka kembali menemui pendita mereka untuk meminta petunjuk....
Mereka berkata kepada pemimpin mereka, “wahai Abu Haritsah, bagaimana pendapatmu dalam perkara ini ? "
Pendita mereka menjawab, “aku melihat wajah-wajah yang jika salah seorang dari mereka memohon kepada Allah supaya gunung dihilangkan dari tempatnya maka Allah akan menghilangkan gunung itu....Tidakkah engkau sedang melihat, Muhammad sedang mengangkat kedua tangannya sambil menunggu terkabul doanya....  Demi Al-Masih,  jika dia menggerakkan mulutnya dengan satu kata, maka kita tidak dapat kembali kepada keluarga dan harta kita.”

Akhirnya mereka memutuskan untuk segera pulang dan meninggalkan arena mubahalah..... Mereka rela walaupun harus menanggung kehinaan dan membayar jizyah (denda).

Peristiwa mubahalah ini merupakan detik terpenting dalam sejarah Islam.... Pengakuan oleh Nasrani Najran ini membuktikan bahawa mereka mengetahui kenabian dan kerasulan Muhammad adalah BENAR... kerana kalau tidak kenapa mereka berundur dari medan mubahalah...Mereka juga menerima syarat yang diajukan oleh Rasulullah dengan membayar jizyah.

Kejadian besar ini membuktikan kebenaran kenabian Rasulullah yang mulia dan kebenaran agama Islam yang dibawanya.

A061
“Kemudian sesiapa yang membantahmu (wahai Muhammad) mengenainya, sesudah engkau beroleh pengetahuan yang benar, maka katakanlah kepada mereka: “Marilah kita menyeru anak-anak kami serta anak-anak kamu, dan perempuan-perempuan kami serta perempuan-perempuan kamu, dan diri kami serta diri kamu". Kemudian kita memohon kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, serta kita meminta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang berdusta." (surah Ali-Imran, ayat 61)

No comments: