Monday, April 22, 2013

Kisah Nabi yang menahan Matahari dari terbenam

Dari Abu Hurairah R.A, Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Sesungguhnya matahari itu tidak pernah tertahan untuk terbenam hanya kerana seorang manusia yang bernama Yusya' yaitu pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis untuk berjihad."

Kisahnya, Setelah Nabi Musa A.S wafat, Nabi Yusya' bin Nun memimpin dan membawa Bani Israil untuk keluar dari padang pasir, Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerico.  Sebuah kota yang mempunyai benteng dan pintu gerbang yang sangat kuat.  Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk padat.
Nabi Yusya' bersama kaumnya, Bani Israil, mengepung kota tersebut hingga 6 bulan lamanya.

Hari itu adalah hari Jumaat, Nabi Yusya' melancarkan serangan dengan menyerbu masuk ke kota Jerico, mereka berperang sehingga matahari sudah hampir terbenam, bermakna hari Jumaat akan segera berlalu dan hari Sabtu akan segera tiba, menurut syariat Nabi Musa A.S, pada hari sabtu dilarang untuk melakukan peperangan.

Nabi Yusya' kemudian berdoa,

"Wahai Matahari, sesungguhnya engkau hanya mengikuti perintah Allah SWT, demikian juga aku. Aku bersujud mengikuti perintahNya. Ya Allah, tahanlah matahari itu untuk ku agar tidak terbenam terlebih dahulu."
Dengan izin Allah SWT, matahari itu tidak terbenam, sebelum kota itu ditakluk oleh Nabi Yusya'. 

Nabi Yusya' memerintah Bani Israil  dengan kitab Taurat sampai akhir hayatnya.
Beliau kembali ke hadrat Allah SWT ketika berumur 127 tahun, 27 tahun setelah wafatnya Nabi Musa A.S.


Kisah Roh Setelah Terpisah dari Badan

Kisah ini bersumber dari hadith seperti di bawah ini.
Ketahuiah bahwa kita tidak mengetahui bila saatnya nyawa akan berpisah dengan badan, Oleh sebab itu, perbanyakkanlah amal ibadah di dunia sebagai bekal di akhirat nanti.

 
Sebagai orang Islam yang beriman wajib untuk kita mempercayai pada perkara ghaib, termasuk roh manusia setelah tercabut dari badan,
"Kami keluar bersama Rasulullah SAW untuk mengurusi jenazah seorang laki-laki dari kalangan sahabat Anshar. Kemudian kami sampai di kuburan yang belum digali. Lalu Rasulullah SAW duduk dan kami pun duduk di sekeliling beliau seakan-akan kepala kami dihinggapi burung."
 Rasulullah SAW lalu bersabda,
 
"Mohonlah kalian perlindungan kepada Allah SWT dari siksa kubur." (sebanyak dua kali atau tiga kali).
Kemudian beliau bersabda lagi,
 
"Sesungguhnya seorang hamba yang beriman jika terpisah dari dunia dan menuju ke akhirat, niscaya dia didatangi malaikat dari langit yang wajahnya putih bagaikan mentari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga, lalu duduk di dekatnya. Selanjutnya datanglah malaikat maut dan duduk di samping kepalanya.  Malaikat maut itu berkata,
"Wahai jiwa yang baik,  keluarlah menuju ampunan Allah SWT dan ridha-Nya."
Kemudian nyawanya pun keluar dan mengalir sebagaimana mengalirnya titisan air dari wadahnya. Ketika malaikat mengambil nyawanya, maka dia tidak membiarkan nyawa tersebut berada di tangannya sekejap mata pun, melainkan mereka meletakkannya di dalam kafan, dan dari nyawa tersebut muncul keharuman bagaikan minyak kasturi terharum yang ada di muka bumi."
Nabi SAW melanjutkan kisahnya, 

"Kemudian mereka membawa nyawa tersebut naik. Mereka tidak melewati sekelompok malaikat melainkan mereka berkata, ‘Roh siapakah yang wangi ini ?’ Mereka menjawab, "Ruh Fulan bin Fulan"

Sehingga para malaikat yang membawa nyawa tersebut sampai di langit dunia, lalu mereka meminta agar dibukakan pintu bagi nyawa tersebut. Kemudian dibukakan pintu untuknya. Selanjutnya malaikat Muqarrabun dari masing-masing langit mengantarkannya sampai ke langit berikutnya sehingga sampai ke langit ketujuh.  Lantas Allah SWT berfirman,
"Tuliskan buku catatan amal hambaku ini di Illiyyin dan kembalikan dia ke bumi, ke tanah sebagaimana dahulu Aku menciptakan mereka dari tanah, dan dari sana lah Aku akan mengeluarkan mereka pada waktu yang lain."

 
Rasulullah SAW kemudian melanjutkan kisahnya,
"Selanjutnya ruhnya dikembalikan pada jasadnya, lalu dia didatangi dua malaikat, lalu keduanya mendudukkannya dan bertanya kepadanya,
"Siapa Rabbmu?" Dia menjawab, "Rabbku adalah Allah SWT."
Keduanya bertanya lagi, "Apa agamamu?" Dia menjawab, "Agamaku Islam."
Keduanya melanjutkan, "Siapakah lelaki yang diutus untuk kalian ini?" Dia menjawab, "Dia adalah Rasulullah SAW."
Keduanya bertanya lagi, "Apa yang menyebabkanmu mengetahuinya?" Dia menjawab, "Saya membaca kitab Allah, lalu saya beriman kepadanya dan membenarkannya."
Lantas di langit ada yang mengumandangkan, "Hambaku benar. Hamparkanlah untuknya permadani dari surga, berilah dia pakaian dari surga dan bukakan untuknya pintu ke arah surga, lalu didatangkan padanya angin dan semerbak keharuman surga."

Kemudian kuburnya dilapangkan seluas mata memandang, selanjutnya dia didatangi sesosok yang tampan wajahnya, indah pakaiannya, dan harum baunya.
Ia berkata, "Bergembiralah engkau dengan sesuatu yang membuatmu gembira. Ini adalah hari yang telah dijanjikan untukmu."
Lantas dia bertanya kepadanya, "Kamu ini siapa ?
Dia menjawab, "Saya adalah amal kebajikanmu."
Lalu dia berkata, "Ya Rabbi... Datangkanlah hari kiamat sehingga saya dapat kembali pada keluargaku dan hartaku."

 
Rasulullah SAW kemudian melanjutkan lagi kisahnya,

"Sesungguhnya hamba yang kafir apabila terpisah dari dunia dan menuju akhirat, maka turun kepadanya malaikat dari langit dengan wajah hitam. Mereka membawa pakaian yang kasar, lalu mereka duduk di dekatnya. Selanjutnya malaikat maut datang hingga duduk di samping kepalanya, lalu dia berkata, ‘Wahai jiwa yang buruk! Keluarlah menuju murka dan kemarahan Allah SWT."

Lalu jiwanya terpisah-pisah di dalam jasadnya.
Selanjutnya malaikat mencabut rohnya sebagaimana mencabut besi yang digunakan membakar daging dari bulu domba yang basah.
Kemudian malaikat meletakkannya pada pakaian yang kasar itu. Dan dari nyawa tersebut keluar bau bagaikan bau bangkai paling busuk yang ada di muka bumi. Lalu mereka membawa nyawa tersebut naik.

Mereka tidak melewati sekelompok malaikat melainkan mereka berkata, " Roh siapakah yang busuk ini ?" Mereka menjawab, " Roh Fulan bin Fulan,"
Lalu dimintakan agar dibukakan pintu untuk nyawa tersebut, tetapi tidak dibukakan pintu untuknya.


Selanjutnya Rasulullah SAW membaca ayat berikut:


إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ

"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan."
(QS. Al-A’raf: 40)


Kemudian Allah berfirman, "Tulislah buku catatan amalnya di dalam Sijjin di bumi yang paling rendah. Maka, rohnya dilemparkan begitu saja, kemudian Allah berfirman,

حُنَفَاءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

"Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh."
(QS. Al-Hajja: 31)

Selanjutnya, roh nya dikembalikan pada jasadnya, lalu dia didatangi dua malaikat.
Lalu keduanya bertanya kepadanya, "Siapa Rabbmu?" Dia menjawab, "Aduh, aduh...! Saya tidak tahu."
Lantas keduanya bertanya lagi, "Apa agamamu?" Dia menjawab, "Aduh, aduh...! Saya tidak tahu."
Keduanya melanjutkan, "Siapakah lelaki yang diutus untuk kalian ini?" Dia menjawab, "Aduh, aduh...! Saya tidak tahu."

Kemudian di langit ada yang mengumandangkan, "Dia dusta. Hamparkanlah untuknya tempat tidur dari neraka dan bukakan untuknya pintu ke arah neraka, lalu didatangkan padanya panas neraka dan angin panas neraka. Kemudian kuburnya disempitkan sehingga tulang rusuknya menjadi bersilangan. Selanjutnya dia didatangi sesosok yang ngeri wajahnya, hodoh pakaiannya, dan berbau busuk.

Dia berkata, "Bergembiralah engkau dengan sesuatu yang menyusahkanmu. Ini adalah harimu yang telah diancamkan untukmu."
Lantas dia bertanya  "Kamu ini siapa ?
Dia menjawab, "Saya adalah amal burukmu." Lalu dia berkata, "Ya Rabbi...! Jangan datangkan hari kiamat...!"



(HR. Al-Baihaqi dengan sanad shahih)